Inilah Biaya Pembuatan Samsung Galaxy S8
Seperti yang sudah kita tahu, bahwa harga Galaxy S8 lebih mahal dari pendahulunya. Berdasarkan laporan dari IHS Markit. alasan dari harga yang merangkak naik ini cukup sederhana, yaitu biaya pembuatan Galaxy S8 lebih mahal dari pada S7.
Bill of materials (BOM) untuk perangkat Galaxy S8 versi 64 GB adalah $301,60 atau sekitar Rp. 4 juta rupiah. Apabila biaya produksi ditambah $5,9, biaya totalnya meningkat menjadi $307 atau sekitar Rp. 4,1 juta rupiah. Artinya biaya produksi Galaxy S8 lebih mahal $43,34 dari S7 dan lebih mahal $36,29 dari S7 Edge. Laporan tersebut tidak menyebutkan harga dari setiap komponen dari perangkat, namun menyebutkan bahwa biaya NAND flash memory dan DRAM seharga $41,50 dan baterai 3.000 mAh seharga $4.50.
Sehingga dapat disimpulkan selisih biaya produksi dengan harga retail paling murah dari Galaxy S8 ($720 atau kesitar Rp. 9,6 juta) adalah $412,5 atau sekitar Rp. 5,5 juta. Namun, ini bukanlah jumlah uang yang dapat Samsung peroleh setiap menjual setiap unit flagshipnya. Kita juga harus menghitung biaya pengiriman dan pemasaran, dan juga biaya impor di setiap negara yang berbeda. Ditambah lagi agen penjualan dan retailer tentunya juga menambah total harganya.
Selain itu, ada juga biaya untuk penelitian dan pengembangan, Samsung adalah salah satu perusahaan dengan budget penelitian dan pengembangan tertinggi, tahun 2016 lalu anggarannya mencapai $13 miliar. Beberapa di antaranya dipakai untuk teknologi pengembangan iris scanner dan layar edge. Terakhir, biaya administratif untuk gaji karyawan, eksekutif perusahaan, manajer, dan sebagainya, tentunya menambah total harganya.
Biaya produksi untuk Galaxy S8+ sampai saat ini belum diketahui. Tapi seharusnya lebih tinggi karena layar yang lebih lebar dan baterai yang lebih besar kapasitasnya. (KIT/Android Authority)
Bill of materials (BOM) untuk perangkat Galaxy S8 versi 64 GB adalah $301,60 atau sekitar Rp. 4 juta rupiah. Apabila biaya produksi ditambah $5,9, biaya totalnya meningkat menjadi $307 atau sekitar Rp. 4,1 juta rupiah. Artinya biaya produksi Galaxy S8 lebih mahal $43,34 dari S7 dan lebih mahal $36,29 dari S7 Edge. Laporan tersebut tidak menyebutkan harga dari setiap komponen dari perangkat, namun menyebutkan bahwa biaya NAND flash memory dan DRAM seharga $41,50 dan baterai 3.000 mAh seharga $4.50.

Sehingga dapat disimpulkan selisih biaya produksi dengan harga retail paling murah dari Galaxy S8 ($720 atau kesitar Rp. 9,6 juta) adalah $412,5 atau sekitar Rp. 5,5 juta. Namun, ini bukanlah jumlah uang yang dapat Samsung peroleh setiap menjual setiap unit flagshipnya. Kita juga harus menghitung biaya pengiriman dan pemasaran, dan juga biaya impor di setiap negara yang berbeda. Ditambah lagi agen penjualan dan retailer tentunya juga menambah total harganya.
Selain itu, ada juga biaya untuk penelitian dan pengembangan, Samsung adalah salah satu perusahaan dengan budget penelitian dan pengembangan tertinggi, tahun 2016 lalu anggarannya mencapai $13 miliar. Beberapa di antaranya dipakai untuk teknologi pengembangan iris scanner dan layar edge. Terakhir, biaya administratif untuk gaji karyawan, eksekutif perusahaan, manajer, dan sebagainya, tentunya menambah total harganya.
Biaya produksi untuk Galaxy S8+ sampai saat ini belum diketahui. Tapi seharusnya lebih tinggi karena layar yang lebih lebar dan baterai yang lebih besar kapasitasnya. (KIT/Android Authority)
No comments: